18 November, 2008
PERILAKU KONSUMEN DAN PRODUSEN
KEGIATAN EKONOMI PRODUSEN DAN KONSUMEN
A. Pengertian dan Tujuan Konsumsi
Dilihat dari arti Ekonomi, konsumsi adalah setiap tindakan untuk mengurangi atau menghabiskan guna ekonomi suatu benda.
Kegiatan konsumsi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. barang yang digunakan dalam kegiatan konsumsi merupakan barang konsumsi.
2. ditujukan langsung untuk memenuhi kebutuhan.
3. barang yang dipergunakan akan habis atau berkurang.
Setelah Anda dapat menentukan jawaban soal di atas, selanjutnya kita akan membahas tujuan dari kegiatan konsumsi. Ada empat tujuan kegiatan konsumsi:
1. mengurangi nilai guna barang atau jasa secara bertahap.
2. menghabiskan nilai guna barang sekaligus.
3. memuaskan kebutuhan secara fisik.
4. memuaskan kebutuhan rohani.
B. Guna dan Nilai Barang/Jasa
“Apakah yang dimaksud nilai/kegunaan?”. Nilai atau kegunaan adalah kemampuan suatu benda atau jasa untuk digunakan sebagai alat pemuas kebutuhan. Kegunaan memiliki beberapa macam kegunaan yang meliputi:
1. Element utility, artinya suatu benda memiliki kegunaan dilihat dari unsur benda tersebut.
Contoh: terigu yang dipergunakan untuk membuat kue.
2. Place utility, artinya benda itu memiliki kegunaan setelah dipindahkan tempatnya.
Contoh: Pasir yang dipindahkan dari sungai ke toko bangunan.
3. Time utility, artinya benda itu memiliki kegunaan apabila dipakai sesuai waktunya.
Contoh: Payung digunakan pada saat hujan.
4. Form utility, artinya benda itu memiliki kegunaan setelah dirubah bentuknya.
Contoh: Kayu gelondongan dirubah menjadi meja.
5. Ownership utility, artinya benda itu berguna jika telah dimiliki.
Contoh: Mesin jahit yang dibeli dari toko mesin jahit.
6. Service utility, artinya pelayanan atau service itu berguna jika diberikan.
Contoh: Dokter mengobati pasiennya.
Sebelum dilanjutkan, coba Anda jawab pertanyaan di bawah ini:
1. Jas hujan memiliki kegunaan menurut .........
2. Buah durian yang dijual di pasar memiliki kegunaan menurut .........
3. Kain yang sudah dibuat baju memiliki kegunaan menurut .........
Untuk mengetahui jawabannya, pelajari kembali uraian di atas!
Selanjutnya nilai barang dan jasa dapat dibedakan menjadi dua macam nilai:
1. Nilai pakai
Jika Anda menulis di buku pakai pensil, dikatakan pensil yang digunakan memiliki nilai pakai. Jadi apakah yang dimaksud dengan nilai pakai itu? Nilai pakai adalah kemampuan suatu barang dan jasa untuk digunakan oleh konsumen. Nilai pakai terbagi atas
a. Nilai pakai subjektif, yaitu nilai barang atau jasa yang ditinjau dari penggunaan barang atau jasa.
b. Nilai pakai objektif adalah nilai barang atau jasa yang ditinjau dari barang atau jasa tersebut. Coba Anda perhatikan contoh berikut. Cangkul bagi petani memiliki nilai pakai subjektif dan bagi bangsa Indonesia mempunyai nilai pakai objektif.
2. Nilai tukar
Apakah yang dimaksud dengan nilai tukar? Nilai tukar adalah kemampuan suatu barang untuk ditukar dengan barang lain. Nilai tukar terbagi atas nilai tukar objektif, artinya nilai tukar barang berdasarkan barangnya.
a. Nilai tukar subjektif, artinya nilai tukar barang berdasarkan orang yang menukarkannya. Contoh: Orang yang hobi dengan lukisan akan mempunyai penilaian yang berbeda dengan orang yang tidak suka lukisan.
b. Teori Nilai Tukar Objektif
Nilai tukar objektif menurut beberapa pandangan teori nilai dinyatakan sebagai berikut.
3. Teori Nilai
a. Teori Nilai Biaya (Adam Smith)
Teori ini menekankan besarnya nilai suatu benda ditentukan oleh jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang/jasa tersebut.
b. Teori Nilai Biaya Produksi Tenaga Kerja (David Ricardo)
Teori ini lebih menekankan bahwa besarnya nilai suatu barang sangat ditentukan oleh besarnya upah tenaga kerja untuk memproduksi barang tersebut.
c. Teori Nilai Tenaga Kerja Masyarakat (Karl Marx)
Menurut teori ini nilai suatu barang ditentukan oleh besarnya biaya rata-rata upah tenaga kerja masyarakat.
d. Teori Nilai Biaya Reproduksi (Carey)
Menurut teori ini nilai suatu barang berdasarkan biaya yang dikeluarkan bila barang tersebut diproduksi kembali.
e. Teori Nilai Pasar (Humme dan Lock)
Berdasarkan teori ini besar kecilnya nilai suatu barang sangat dipengaruhi oleh terbentuknya harga pasar.
C. PERILAKU KONSUMEN
Perilaku konsumen dapat dilakukan dengan menggunakan 2 pendekatan yaitu pendekatan Kardinal dan pendekatan ordinal
1. Pendekatan Kardinal
Pendekatan kardinal sering disebut dengan pendekatan marginal utility. Marginal utility adalah tambahan kepuasan yang diperoleh karena tambahan unit barang yang dikonsumsi. Tetapi apakah dengan mengkonsumsi terus menerus suatu barang akan menambah tingkat kepuasan?
a. HUKUM GOSSEN
1) Hukum Gossen I
Coba anda perhatikan orang yang sedang haus dan disediakan 5 gelas air. Apa yang akan dilakukan orang dengan ke 5 gelas tersebut? Tentu akan meminum air dari 5 gelas tersebut sampai ia mendapatkan tingkat kepuasan tertinggi.
Menurut Anda apakah seseorang yang kehausan akan meminum semua gelas?
Jawaban Anda pasti tidak. Dengan demikian nilai kepuasan gelas pertama dengan gelas yang berikutnya memiliki nilai kepuasan yang berbeda. Hal ini oleh Hermann Henrich Gossen diungkapkan dalam Hukum Gossen I yang menyatakan “Jika pemenuhan suatu kebutuhan dilakukan secara terus menerus, maka kenikmatan atas pemenuhan itu semakin lama akan semakin berkurang hingga akhirnya dicapai titik kepuasan”.
Hukum Gossen I berlaku dengan syarat::
• benda yang dikonsumsi satu macam dan sejenis.
• pemenuhan berlangsung secara terus menerus, tanpa tenggang waktu.
Hukum Gossen I tidak berlaku apabila:
• benda yang dikonsumsi berbeda macam dan jenisnya.
• terdapat jarak waktu antara pemenuhan pertama dengan kedua dengan orang yang berbeda-beda.
• tidak berlaku untuk benda-benda yang termasuk narkoba
Hukum Gossen I ini juga sering disebut dengan Hukum Nilai Guna yang Semakin Berkurang (The Law of Diminishing Marginal Return)
2) Hukum Gossen II (equimarginal Principle)
Dalam pemenuhan kebutuhan tentunya tidak semua orang hanya memenuhi satu kebutuhan saja. Misalkan Anda mempunyai uang sebesar Rp. 10.000,00. Apakah uang Anda akan dibelikan makanan seluruhnya? Tentunya Anda tidak akan menghabiskan uang Anda seluruhnya untuk membeli makanan. Sebagai seorang pelajar Anda akan menggunakan uang tersebut untuk kebutuhan lainnya seperti membeli buku tulis, buku bacaan, alat tulis. Hal ini menunjukkan bahwa jika orang melakukan pemenuhan kebutuhan maka akan memperhatikan berbagai macam kebutuhan lainnya, dan berusaha mencapai kepuasan yang mendekati sama dari berbagai macam pemenuhan kebutuhan tersebut. Kecenderungan pemenuhan kebutuhan tersebut dituangkan dalam Hukum Gossen II yang menyatakan “Pada dasarnya manusia cenderung memenuhi berbagai macam kebutuhan sampai pada tingkat intensitas (tingkat kepuasan) yang sama”.
Untuk lebih memahami Hukum Gossen II ini, kita uraikan contoh uang Rp. 10.000,00 di atas. Misalkan dari uang Rp. 10.000,00 Anda gunakan untuk makan Rp. 3.500,00 dengan nilai kepuasan 7, untuk buku tulis dan alat tulis Rp. 4.000,00 dengan nilai kepuasan 6, untuk naik kendaraan Rp. 1.000,00 dengan nilai kepuasan 6,5 untuk buku bacaan Rp. 1.500,00 dengan nilai kepuasan 7.
Dari contoh di atas, Anda telah mengalokasikan uang secara rasional dan wajar, hingga masing-masing kebutuhan dapat dipenuhi dengan nilai kepuasan yang mendekati sama yaitu antara 6 sampai dengan 7.
Untuk mengetahui pemahaman Anda, coba Anda jawab dan lengkapi latihan soal di bawah ini.
1. Pemenuhan yang dilakukan pada satu kebutuhan secara terus-menerus berhubungan dengan hukum Gossen ke ..... yang menyatakan: ........
2. Pemuasan yang dilakukan pada berbagai macam kebutuhan dan berusaha mencapai kepuasan yang sama berhubungan dengan hukum Gossen ke .... yang menyatakan: .......
2. Pendekatan Ordinal
Pendekatan ini dimotori oleh J. Hicks dan R.J Allen. Mengungkapkan bahwa kepuasan tidak harus diukur, tetapi cukup membuat peringkat atau rangking. Konsumen harus mampu mengambil keputusan dalam menentukan barang yang dikonsumsi di antara berbagai pilihan yang dihadapi.
Inti dari pendekatan ini diwujudkan dalam kurva indifferen. Kurva ini dibuat oleh Francis Y. Edgeworth. Kurva indiferen adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi dari dua barang yang dianggap saling menggantikan atau subsitusi yang juga menghasilkan tingkat kepuasan yang sama.
Dalam menggambarkan kurva indiferen ada beberapa asumsi yaitu:
• Rasionalitas, konsumen berpikir secara rasional dalam memenuhi kebutuhan hingga kepuasan maksimal
• Selera konsumen tercermin dalam kurva indiferen yang terdiri dari banyak kurva indifren yang tidak saling berpotongan.
• Kurva indiferen yang letaknya lebih jauh dari titik 0 menggambarkan kepuasan konsumen yang lebih tinggi.
sumber: http://www.peoi.org/Courses/Coursesba/mic/mic1.html
Ciri-ciri kurva indiferen
• Kurva indiferen berbentuk turun dari kiri atas ke kanan abwah. Artinya kurva indiferen memiliki kemiringan negative.
• Kurva indiferen tidak boleh saling berpotongan.
• Kurva indiferen harus cembung terhadap titik 0
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi
Agar dapat melakukan konsumsi seseorang harus mempunyai barang atau jasa untuk dikonsumsi yang dapat diperoleh dengan menggunakan alat tukar berupa uang. Banyaknya barang yang dikonsumsi tergantung banyaknya barang yang tersedia di masyarakat serta harga barang tersebut. Oleh karena itu besarnya konsumsi seseorang akan dipengaruhi faktor-faktor sebagai berikut:
a. kemampuan masyarakat dalam menyediakan barang-barang konsumsi,
b. besarnya penghasilan, khususnya yang tersedia untuk dibelanjakan, dan
c. tingkat harga barang-barang.
Di samping ketiga faktor tersebut, besarnya konsumsi seseorang juga dipengaruhi oleh selera dan intensitas kebutuhannya terhadap barang yang bersangkutan serta adanya barang substitusi. Semakin tinggi selera dan intensitas kebutuhannya, akan cenderung semakin besar jumlah konsumsinya. Sedangkan semakin banyak jumlah dan jenisnya barang substitusi akan menyebabkan semakin berkurangnya jumlah konsumsi barang yang disubstitusi.
Besarnya konsumsi masyarakat (tingkat konsumsi masyarakat) mencerminkan tingkat kemakmuran masyarakat tersebut, artinya makin tinggi tingkat konsumsi masyarakat, berarti makin tinggi pula tingkat kemakmurannya.
E. Pengertian dan Tujuan Produksi
Dalam pengertian sederhana, produksi berarti menghasilkan barang/jasa. Menurut Ilmu Ekonomi, pengertian produksi adalah kegiatan menghasilkan barang maupun jasa atau kegiatan menambah nilai kegunaan/manfaat suatu barang.
Dari pengertian tersebut jelas bahwa kegiatan produksi mempunyai tujuan yang meliputi:
1. menghasilkan barang atau jasa.
2. meningkatkan nilai guna barang atau jasa.
3. meningkatkan kemakmuran masyarakat.
4. meningkatkan keuntungan.
5. memperluas lapangan usaha.
6. menjaga kesinambungan usaha perusahaan.
Berdasarkan pengertian dan tujuan dari kegiatan produksi tentunya manusia berusaha apa yang merupakan kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi secara baik atau mendekati kemakmuran.
1. Pengertian dan Tujuan Produksi
Dalam pengertian sederhana, produksi berarti menghasilkan barang/jasa. Menurut Ilmu Ekonomi, pengertian produksi adalah kegiatan menghasilkan barang maupun jasa atau kegiatan menambah nilai kegunaan/manfaat suatu barang.
Dari pengertian tersebut jelas bahwa kegiatan produksi mempunyai tujuan yang meliputi:
a. menghasilkan barang atau jasa.
b. meningkatkan nilai guna barang atau jasa.
c. meningkatkan kemakmuran masyarakat.
d. meningkatkan keuntungan.
e. memperluas lapangan usaha.
f. menjaga kesinambungan usaha perusahaan.
Berdasarkan pengertian dan tujuan dari kegiatan produksi tentunya manusia berusaha apa yang merupakan kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi secara baik atau mendekati kemakmuran.
2. Bidang dan Tahap Produksi.
a. Bidang-bidang Produksi
Berdasarkan pengertian produksi, kegiatan yang dilakukan bidang produksi sangat luas. Bidang produksi dikelompokkan berdasarkan kegunaan (utility) yang dihasilkan meliputi:
1). Bidang Ekstraktif adalah produksi yang bergerak dalam bidang pengumpulan kekayaan alam, yang telah tersedia tanpa merubah sifat.
Contoh: pertambangan, pengambilan pasir di sungai, penebangan kayu di hutan dan penangkapan ikan laut.
2). Bidang Agraris adalah produksi yang bergerak dalam bidang pengolahan alam (tumbuhan dan hewan) untuk menghasilkan barang baru.
Contoh: pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan darat.
3). Bidang Industri dan Kerajinan adalah produksi yang bergerak dalam bidang pengolahan suatu bahan menjadi bentuk bahan/barang lain.
Contoh: pabrik pengolahan kayu, pabrik pengolahan hasil laut dan lain-lain.
4). Bidang Perdagangan adalah produksi yang bergerak di bidang jual-beli barang hingga terjadi perpindahan hak milik barang tersebut.
Contoh: pedagang keliling, toko swalayan, Agen, grosir, eksport-import.
5). Bidang Jasa adalah produksi yang bergerak di bidang pelayanan jasa.
Contoh: usaha angkutan, perhotelan, perbankan, asuransi, salon dan lain-lain.
b. Tahap Produksi
Bidang produksi terbagi atas bidang agraris, ekstraktif, industri, perdagangan dan jasa. Bidang produksi tersebut jika diklasifikasikan menurut tahap produksi dibagi atas tahapan produksi primer, sekunder dan tertier. Ada pun pengklasifikasian bidang
produksi berdasarkan tahapan produksi sebagai berikut:
1). Tahapan produksi primer, yang menghasilkan kegunaan dasar meliputi bidang produksi ekstraktif dan agraris.
2). Tahapan produksi sekunder, yang menghasilkan kegunaan bentuk meliputi bidang produksi industri dan kerajinan.
3) Tahapan produksi tertier, yang menghasilkan berbagai kegunaan (utility) meliputi bidang perdagangan dan jasa.
3. Fungsi Produksi
Di dalam proses produksi, faktor produksi mempunyai hubungan yang sangat erat dengan produk yang dihasilkan. Produk sebagai output (keluaran) dari proses produksi sangat tergantung dari faktor produksi sebagai input (masukan) dalam proses produksi tersebut.
Keterkaitan antara nilai produk (output) dengan nilai faktor produksi (input) dalam proses produksi itu disebut fungsi produksi.
Secara metematik hubungan antara faktor produksi dan produk itu dapat dituliskan sebagai berikut:
Q = f (K, L, R, T)
Q = Jumlah produk yang dihasilkan
f = fungsi
K = Modal
L = Tenaga kerja
R = Sumberdaya alam
T = Teknologi/kewirausahaan
Fungsi produksi yang disusun dalam persamaan matematik di atas mengandung arti bahwa barang/jasa yang dihasilkan (Q) merupakan akibat dari masukan (K, L, R, T) yang diproses. Jika salah satu sumberdaya masukan diubah maka keluaran (output) akan berubah.
4. Perluasan Produksi
Perluasan produksi mengandung arti memperluas dan meningkatkan produksi dengan maksud untuk meningkatkan produk baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Peningkatan produk secara kuantitatif dapat berarti peningkatan jumlah produk, sedangkan peningkatan kualitatif dapat berarti peningkatan jenis dan mutu produk.
Mengapa produksi perlu diperluas? Ada beberapa alasan perlunya perluasan produksi, di antaranya:
a. Adanya penambahan kebutuhan manusia baik secara jumlah dan kualitas.
b. Adanya barang yang mulai rusak, aus ataupun musnah.
c. Adanya keinginan manusia untuk meningkatkan kemakmuran dan taraf hidupnya.
Perluasan produksi dapat dilakukan dengan cara:
1). Ekstensifikasi, artinya perluasan produksi dengan cara menambah faktor-faktor atau unit produksi baru. Di bidang pertanian misalnya menambah areal pertanian, di bidang industri menambah tenaga kerja, mesin-mesin.
2). Intensifikasi, artinya perluasan produksi yang dilakukan dengan cara meningkatkan produktivitas (kemampuan menghasilkan) dari faktor produksi yang ada pada tiap unit produksi. Di bidang pertanian misalnya dengan pemupukan, pengairan yang lebih intensif. Di bidang industri misalnya dengan pembagian kerja (spesialisasi kerja), peningkatan kemampuan dan keahlian kerja.
3). Diversifikasi, artinya meningkatkan jenis dan macam produksi yang dihasilkan. Di bidang pertanian seperti tumpang sari.
5. Hukum hasil lebih yang makin berkurang (The Law of Diminishing Returns) oleh David Ricardo dalam bukunya
Perluasan produksi yang dilakukan dalam suatu bidang produksi dibatasi dengan berlakunya hukum pertambahan hasil yang semakin menurun (The Law of Diminishing Returns). Hukum ini dikemukakan oleh David Ricardo. Pada dasarnya hukum ini menjelaskan bahwa di bidang pertanian, penambahan tenaga kerja pada sebidang tanah mula-
mula akan memberikan tambahan hasil yang semakin meningkat, tetapi setelah mencapai titik tertentu pertambahan tenaga kerja lagi memberikan tambahan semakin berkurang.
Jika penambahan tenaga kerja sudah memberikan tambahan hasil yang menurun, sebaiknya perluasan produksi dengan menambah tenaga kerja dihentikan. Perluasan produksi dilakukan dengan cara lain seperti penggunaan teknologi, di bidang pertanian menggunakan bibit unggul dan pemupukan. Dengan cara demikian penambahan faktor produksi akan mempertahan peningkatan jumlah produksi, dengan demikian hukum tambahan hasil yang menurun tidak berlaku.
1. Pengertian Distribusi
Distribusi artinya proses yang menunjukkan penyaluran barang dari produsen sampai ke tangan masyarakat konsumen. Produsen artinya orang yang melakukan kegiatan produksi. Konsumen artinya orang yang menggunakan atau memakai barang/jasa dan orang yang melakukan kegiatan distribusi disebut distributor.
Distribusi merupakan kegiatan ekonomi yang menjembatani kegiatan produksi dan konsumsi. Berkat distribusi barang dan jasa dapat sampai ke tangan konsumen. Dengan demikian kegunaan dari barang dan jasa akan lebih meningkat setelah dapat dikonsumsi.
Dari apa yang baru saja diuraikan, tampaklah bahwa distribusi turut serta meningkatkan kegunaan menurut tempatnya (place utility) dan menurut waktunya (time utility).
a. Fungsi Distribusi Pokok
Yang dimaksud dengan fungsi pokok adalah tugas-tugas yang mau tidak mau harus dilaksanakan. Dalam hal ini fungsi pokok distribusi meliputi:
1). Pengangkutan ( Transportasi)
Pada umumnya tempat kegiatan produksi berbeda dengan tempat tinggal konsumen, perbedaan tempat ini harus diatasi dengan kegiatan pengangkutan. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin majunya teknologi, kebutuhan manusia semakin banyak. Hal ini mengakibatkan barang yang disalurkan semakin besar, sehingga membutuhkan alat transportasi(pengangkutan).
2). Penjualan ( Selling)
Di dalam pemasaran barang, selalu ada kegiatan menjual yang dilakukan oleh produsen. Pengalihan hak dari tangan produsen kepada konsumen dapat dilakukan dengan penjualan. Dengan adanya kegiatan ini maka konsumen dapat menggunakan barang tersebut.
3) Pembelian ( Buying)
Setiap ada penjualan berarti ada pula kegiatan pembelian. Jika penjualan barang dilakukan oleh produsen, maka pembelian dilakukan oleh orang yang membutuhkan barang tersebut.
4). Penyimpanan ( Stooring)
Sebelum barang-barang disalurkan pada konsumen biasanya disimpan terlebih dahulu. Dalam menjamin kesinambungan, keselamatan dan keutuhan barang-barang, perlu adanya penyimpanan (pergudangan). Contoh, Anda bisa lihat mengapa orangtua kita ada yang membuat lumbung padi?
5). Pembakuan Standar Kualitas Barang
Dalam setiap transaksi jual-beli, banyak penjual maupun pembeli selalu menghendaki adanya ketentuan mutu, jenis dan ukuran barang yang akan diperjualbelikan. Oleh karena itu perlu adanya pembakuan standar baik jenis, ukuran, maupun kualitas barang yang akan diperjualbelikan tersebut. Pembakuan (standardisasi) barang ini dimaksudkan agar barang yang akan dipasarkan atau disalurkan sesuai dengan harapan.
6). Penanggung Resiko
Anda bisa melihat dari gambar di samping ada resiko yang mungkin terjadi dari memikul barang tersebut. Barang itu bisa jatuh dan pecah, maka rusaklah barang yang akan didistribusikan tersebut. Hal ini mungkin saja terjadi pada kegiatan distribusi, maka seorang distributor tentunya akan menanggung resiko. Pada jaman sekarang untuk menanggung resiko yang muncul bisa dilakukan kerjasama dengan lembaga/perusahaan asuransi.
b.Fungsi Tambahan
Distribusi mempunyai fungsi tambahan yang hanya diberlakukan pada distribusi barang-barang tertentu. Fungsi tambahan tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.
1) Menyeleksi
Kegiatan ini biasanya diperlukan untuk distribusi hasil pertanian dan produksi yang dikumpulkan dari beberapa pengusaha. Misalnya produksi tembakau perlu diseleksi berdasarkan mutu/standar yang biasa berlaku, produksi buah-buahan diseleksi berdasarkan ukuran besarnya.
2) Mengepak/Mengemas
Untuk menghindari adanya kerusakan atau hilang dalam pendistribusian, maka barang harus dikemas dengan baik. Misalnya buah-buahan atau sayuran, baju, TV.
3) Memberi Informasi
Untuk memberi kepuasan yang maksimal kepada konsumen, produsen perlu memberi informasi secukupnya kepada perwakilan daerah atau kepada konsumen yang dianggap perlu informasi. Informasi yang paling tepat bisa melalui iklan.
3. Sistem Distribusi Pengertian sistem distribusi adalah pengaturan penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Sistem distribusi dapat dibedakan menjadi:
a. Sistem distribusi jalan pendek atau langsung adalah sistem distribusi yang tidak menggunakan saluran distribusi. Contoh distribusi sistem ini adalah penyaluran hasil pertanian oleh petani ke pasar langsung.
Bagan sistem distribusi ini sebagai berikut.
b. Sistem distribusi jalan panjang atau tidak langsung adalah sistem distribusi yang menggunakan saluran distribusi dalam kegiatan distribusinya biasanya melalui agen.
Contoh: motor, mobil, TV.
Bagan sistem distribusi tidak langsung.
ARUS LINGKAR KEGIATAN EKONOMI
Siklus aktivitas ekonomi dapat diartikan sebagai pola hubungan yang saling berkaiatan dan saling mempengaruhi dari para pelaku ekonomi. Dalam ilmu ekonomi, kita mengenal empat pelaku ekonomi yaitu:
a. Rumah Tangga Konsumsi
b. Rumah Tangga Produksi
c. Rumah Tangga Negara
d. Masyarakat Luar Negeri
Keempat pelaku ekonomi tersebut melakukan kegiatan ekonomi dengan saling berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan masing-masing. Melalui proses hubungan tersebut, maka terjadilah perputaran: factor produksi, arus uang, arus barang dan jasa.
Peran Para Pelaku Ekonomi
Pelaku ekonomi sebagai subjek yang menjalankan kegiatan ekonomi, mempunyai peran yang berbeda satu sama lain. Dari perbedaan peran itulah menimbulkan hubungan atau interaksi satu dengan lainnya.
a. Peran RTK atau Konsumen
Konsumen berperan menyediakan/memasok factor-faktor produksi kepada RTP dan RTN yang digunakan untuk proses produksi. Dari peran tersebut RTK menerima balas jasa dalam bentuk pendapatan gaji, sewa dan bunga. Pednapatan tersebut digunakan RTK untuk membeli barang dan jaa yang diproduksi RTP guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Adapun sebagian yang lain dari pengahsilan tersebut diserahkan kepada pemerintah dalam bentuk pajak.
b. Peran RTP atau Perusahaan
Produsen berperan mengusahakan/ mengelola factor-faktor produksi yang diperoleh dari RTK untuk dijadikan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Dari kegitan ini RTP menerima keuntungan atau laba. Sebagian dari laba ini diserahkan kepada RTN berupa pajak sebagai partisipasi pembangunan,
c. Peran RTN atau Pemerintah
Pemerintah berperan menyediakan kebutuhan public yang tidak disediakan oleh RTK dan RTP seperti jalan raya, sekolah , rumah sakit umum. Pembiayaan sarana umum tersebut diperoleh dari pajak yang dipungut dari RTK dan RTP. SElain peran di atas, perusahaan juga dapat melakukan kegitan yang dilakukan RTP melalui perusahan Negara atau BUMN
d. Peran Ekonomi Masyarakat Luar Negeri
Kelompok rumah tangga ini berperan sebagai pengekspor/pengimpor:
a. barang dan jasa
b. modal
c. tenaga ahli/tenaga kerja
d. wisatawan manacanegara.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Gambling in Casino & Online Gambling
Gambling in casino & online gambling 오늘 뭐 먹지 룰렛 is a very exciting 배당흐름 experience. Gambling for real money is bet365 kor very popular in the United 프로즌 먹튀 States and 코인 갤러리 is a source of
Posting Komentar